Mount Kilimanjaro Coverage
TRAVELING
FOR HER
SABTU 29 FEBRUARI
TAHUN 2020
HALAMAN 9
Wujudkan
Mimpi Menuju
Puncak
Gunung
Kilimanjaro
Kilimanjaro masuk daftar Seven
Summits atau tujuh puncak gunung
tertinggi di dunia. Memiliki ketinggian
5.895 mdpl dengan puncak yang
diselimuti salju, tak heran jika
Kilimanjaro menjadi incaran para
pendaki dunia.
GUNUNG Kilimanjaro berada di area Taman
Nasional Kilimanjaro dan ditetapkan sebagai
situs warisan dunia oleh UNESCO pada 1987.
Sudah lama sekali saya ingin mendaki gunung
dengan puncak bersalju tersebut.
Kesempatan itu akhirnya datang akhir Januari
lalu. Saya berangkat sendiri demi memenuhi
mimpi tersebut. Di sana saya menggunakan
jasa salah satu operator pendakian lokal untuk
mendampingi. Kilimanjaro memiliki enam
jalur pendakian resmi yang terkenal. Yakni,
Machame, Marangu, Rongai, Lemosho, Umbwe,
dan Northern Circuit.
Saya memilih rute Marangu atau yang kerap
disebut jalur ’’Coca-Cola’’. Mengapa Coca-Cola?
Sebab, jalur itu memiliki tingkat kesulitan yang
relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan
lima jalur lain. Marangu juga menjadi populer
berkat fasilitas yang tersedia di sepanjang jalurnya.
Satu-satunya rute yang memiliki fasilitas penginapan
berupa pondok kayu dan menyediakan listrik
dengan tenaga surya.
MARANGU
Meski jalurnya terbilang mudah, jaraknya
cukup panjang. Jika ditotal, jarak mountain
gate sampai puncaknya mencapai 34 km. Jadi,
jarak pulang-pergi 68 km dan bisa ditempuh
dalam 5–6 hari. Pendakian selama 6 hari lebih
disarankan karena pendaki akan punya waktu
yang cukup untuk aklimatisasi sehingga terhindar
dari risiko altitude sickness.
Di rute Marangu sepanjang 34 km, ada tiga
checkpoint yang jadi tempat penginapan pendaki
sebelum melanjutkan perjalanan esoknya.
Tiga checkpoint itu adalah Mandara Hut (2.700
mdpl), Horombo Hut (3.720 mdpl), dan Kibo
Hut (4.700 mdpl).
Tiga pondok checkpoint tersebut sangat bersih.
Listrik tersedia, fasilitas toilet umum hingga
air mengalir pun ada. Namun, di Kibo Hut
sudah tidak tersedia air.
Urusan rescue dan evakuasi para pendaki
yang berada dalam kondisi emergency pun
ditangani dengan baik. Tersedia tandu dengan
roda untuk menolong pendaki yang sakit.
Bahkan, terdapat helipad di beberapa titik
untuk mengevakuasi korban secara cepat.
Selain fasilitasnya yang lengkap, pemandangan
Kilimanjaro sangat memukau. Kondisi vegetasinya
unik seperti tanaman khas gunung tropis. Lebih
dari itu, untuk mendaki Kilimanjaro, dibutuhkan
persiapan fisik dan peralatan yang lengkap agar
berhasil mencapai puncak tertingginya.
UHURU PEAK
Dalam perjalanan menuju puncak, sebelum diselimuti
hamparan salju, medan yang dihadapi adalah pasir,
kerikil, dan bebatuan. Cuaca di puncak juga sangat
dingin. Suhu terendah bisa mencapai -21 derajat Celsius.
Biasanya pendaki memulai perjalanan menuju puncak
pukul-. Dari Kibo Hut, waktu tempuh normal
menuju puncaknya adalah 6–7 jam.
Suhu yang sangat dingin menambah tantangan
pendakian itu. Pada ketinggian di atas 5.200 mdpl,
pendakian diwarnai hujan salju yang tak ada habisnya.
Saya sempat khawatir mengalami frostbite karena
tak memakai sarung tangan khusus. Untung, saya
bisa melaluinya tanpa hambatan.
Ada tiga puncak di gunung tersebut. Yakni, Gilman’s
Point (5.685 mdpl), Stella Point (5.756 mdpl), dan
Uhuru Peak (5.895 mdpl). Puncak Uhuru adalah
yang tertinggi. Menuju Uhuru Peak adalah perjuangan
terakhir buat pendaki. Di sana ada pendaki yang
harus dibantu dengan tabung oksigen, bahkan hampir
pingsan karena beratnya medan.
Pendaki yang berhasil hingga garis akhir akan
disambut tulisan ’’Congratulations! You are now at
Uhuru Peak, Tanzania, 5,895 m. AMSL. Africa’s
Highest Point. World’s Highest Free-Standing Mountain.
One of World’s Largest Volcanos. Welcome.’’
Saya sangat bersyukur karena impian saya bisa menjadi
nyata. Tentu, saya tak bisa menggapainya tanpa bantuan
banyak pihak. Yakni, guide, porter, dan semuanya yang
berusaha membantu saya dan mendampingi selama
enam hari pendakian. (*/c18/jan)
SAMPAI PUNCAK: Setelah melalui pendakian 6 hari, penulis sampai di
Uhuru Peak, titik tertinggi di Gunung Kilimanjaro.
BUAT MENGINAP: Pada rute Marangu, ada tiga checkpoint yang menjadi
tempat penginapan. Salah satunya Horombo Hut yang terlihat di foto ini.
FOTO-FOTO: ARI GANESA FOR JAWA POS
TAK BOLEH
MENDAKI
SENDIRI:
Penulis
bersama
Johnson, kru
lokal yang
mendampingi
selama
pendakian.
Ari Ganesa
Traveler
Kediri
VEGETASI
ASLI:
Sepanjang
jalur
pendakian,
para pendaki
melewati
hamparan
rumput dan
tumbuhan
yang khas.
Hai travelers, punya pengalaman berlibur seru dan ekstrem? Melakukan solo
traveling dengan uang pas-pasan atau memilih rute yang tidak biasa tentu
menjadi pengalaman menantang dan tidak terlupakan. Setiap orang pasti
punya kisah yang berbeda. Ceritakanlah pengalaman tersebut melalui e-mail-dalam tulisan. Maksimal 500 kata. Sertakan pula tip
liburan ala Anda. Lampirkan foto paling keren dan seru saat berlibur (minimal
500 KB). Jangan lupa lampirkan scan kartu identitas, NPWP, nomor rekening
bank, dan nomor telepon dalam e-mail tersebut. Cowok atau cewek boleh ikut
menulis. Ada honor bila tulisan dimuat. So, tunggu apa lagi? Share yours! (*)
057c49d3ffa3339ad4c80e7e4730afca
BELAH DURIAN
Mengunjungi ”Laboratorium Durian” di Kabupaten Malang
Gudangnya Pohon Lintas Generasi, Jadi Jujukan Studi
55
LAPORAN:
GALIH ADI PRASETYO
ALFIAN RIZAL
Lihat kumpulan videonya
TETAP SUBUR:
Inilah salah satu
pohon induk tunggal
yang ada di Desa
Sumberagung.
Usianya sudah
puluhan tahun. Durian
dari desa ini mayoritas
berukuran sedang.
Desa Sumberagung di Kecamatan
Ngantang, Kabupaten Malang,
disebut-sebut sebagai ”laboratorium”
pengembangan durian. Selain sarat
pohon berkualitas, usaha budi daya
yang dilakukan warga juga berhasil.
”BERSELANCAR” di Desa Sumberagung, para
pengunjung bakal disuguhi aneka jenis pohon durian.
Sebab, hampir tiap warga memilikinya. Ada yang warisan
turun-temurun. Ada pula yang baru ditanam.
Jenisnya pun beragam. Mulai durian lokal asli
Sumberagung hingga introduksi dari negara lain.
Bahkan, sedikitnya ada lima pohon yang usianya
berkisar 100 hingga 300 tahun. Seluruhnya adalah
pohon induk tunggal (PIT) durian unggulan asli
desa itu. Misalnya, durian selaput udang, tarum,
ranti, sartan, dan vodka. ”Sudah turun-temurun dan
usianya ratusan,” ujar petani sekaligus pegiat durian
asal Desa Sumberagung Amad Kasrawi.
Tak cuma itu, pohon-pohon berusia 50 hingga
80 tahun juga tumbuh begitu subur. Sebagian
besar berstatus turunan atau F1 dari PIT hasil
budi daya warga di desa itu.
Karena itu pula, desa yang terletak di Malang Selatan
tersebut kerap disebut-sebut sebagai ”museum”
pohon durian. ”Sekaligus laboratorium untuk pengembangan dan penelitian durian,” katanya.
Upaya pengembangan yang dilakukan warga
terhadap varietas durian lokal asli desa itu sudah
berlangsung cukup lama. Hal tersebut tak lepas
dari kekhawatiran akan punahnya pohon-pohon
indukan itu. Selain karena sudah uzur, juga akibat
terserang penyakit hingga tersambar petir.
Kini hasil budi daya warga berbuah manis. Bahkan,
durian-durian turunan itu sudah menyebar di penjuru
desa. Amad mencatat, sedikitnya ada sepuluh jenis
pohon turunan yang usianya sudah puluhan tahun.
”Ada durian getuk, biji kempes, mentega, manalagi,
ijo hingga kuning, dan masih banyak lagi,” katanya.
Meski berstatus turunan, kualitas buahnya tak
kalah dengan PIT. Para pencinta durian kerap sulit
membedakan mana durian turunan dan bukan.
Keberhasilan budi daya durian itu pula yang membuat
Sumberagungjadisalahsatujujukanrisetyangdilakukan
mahasiswa maupun pengajar dari sejumlah perguruan
tinggi. Termasuk kediaman Amad. ”Mereka belajar tata
cara membudidayakan durian hingga melakukan
observasi terhadap durian tua,”katanya. (*/c10/ris)
Ada Varietas yang Panen Sepanjang Tahun
TIDAK salah jika Desa Sumberagung (maupun
sejumlah desa lain di Ngantang) jadi pusat
pertumbuhan pohon durian. Sebab, kondisi geografis
di wilayah itu begitu mendukung.
Berada di kawasan perbukitan membuat kualitas
tanah di desa itu sangat cocok untuk tumbuh kembang pohon durian. Ditambah dengan kelembapan
tanah dan kecukupan airnya.
Karena itu, tidak aneh jika di desa tersebut banyak
varietas durian yang dapat dibudidayakan. Bahkan,
ada sejumlah durian yang punya keunikan yang
jarang ditemui di tempat lain. ”Salah satunya, di sini
ada durian yang buahnya sepanjang tahun dan lebih
dari satu kali musim,” paparnya. (gal/c10/ris)
ILUSTRASI: WAHYU KOKANG/JAWA POS